Translate

Selasa, 01 Oktober 2013

Marketing sukses

MARKETING YANG SUKSES
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.Yosua 1:8

Bahasa sehari -hari :
Buku hukum itu harus selalu kaubacakan kepada umat-Ku. Pelajarilah buku itu siang dan malam, supaya selalu kau melaksanakan semua yang tertulis di dalamnya. Kalau kau melakukan semuanya itu, hidupmu akan makmur dan berhasil.Yosua 1:8
Langkah Sales Menjadi Sukses

Masalahnya, bagaimana caranya mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi penjualan dari seorang sales yang pernah berprestasi menjual tersebut? Untuk meningkatkan prestasi penjualannya, ia harus meningkatkan level para pembelinya.
Berikut urutan dari tingkatan atau level pengembangan dari pembeli:
1. Pembeli
2. Konsumen
3. Pelanggan
4. Klien
5. Partner
Seorang sales yang ingin meningkatkan kesuksesannya harus mengembangkan para pembelinya menjadi konsumen, yaitu pembeli yang sadar akan fitur-fitur dari produk yang dijual. Konsumen adalah pembeli yang peduli pada produk yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhannya.
Selanjutnya, seorang konsumen perlu dikembangkan agar menjadi seorang pelanggan. Yaitu, konsumen yang melakukan pembelian berulang serta memahami keuntungan dalam menjadi pelanggan. Pada tahap ini, penjual juga harus berperan sebagai customer service yang memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan.
Selanjutnya, pelanggan tidak hanya dipuaskan namun juga dipedulikan agar meningkatkan keterikatannya pada sang sales. Levelnya dikembangkan menjadi klien yang merupakan pelanggan setia yang juga membeli beberapa produk lain dari sang penjual. Di tahap ini, seorang tenaga penjual bisa mendapatkan keuntungan dari cross-selling.
Dan pada akhirnya, klien harus dikembangkan menjadi partner yaitu sebagai mitra penjual yang turut membantu penjualan lewat advokasi. Memberikan referal serta mengajak orang lain untuk membeli produk-produk sang penjual, bahkan akan membelasales dari serangan kompetitor atau komplain dari prospek/pembeli lainnya.
Peningkatan level pembeli menjadi partner ini membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang handal dari seorang sales. Seorang sales adalah pemelihara hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Menjadi customer-care, yang berfokus pada pelanggan. Maka dari itu, sales harus menjaga integritasnya. Jangan over-promise namun harus over-deliver.


Masalahnya adalah, kita terlalu sibuk berencana dan terlalu tertekan oleh emosi. Mungkin emosi ketakutan akan penolakan dan kegagalan. Mungkin perasaan kecemasan yang menciptakan kemalasan dan beragam alasan untuk menunda.
Tapi yang pasti, masalahnya ada pada perasaan yang tidak logis. Kita perlu mengembalikan pikiran kita yang rasional. Maka dari itu, buatlah perbandingan secara logis antara untung dan rugi dalam membuat sales call. Seberapa banyak kerugian akan diketahui secara jelas bukan hanya sekedar perasaan saja.
Tapi pada orang, sales person, pelayanannya. Dan bukan hanya sekedar pelayananan, tapi juga kepedulian. Menjalin hubungan baik yang bertahan dalam waktu yang lama. Memberikan perhatian dan kepuasan yang lebih dari yang diharapkan, diluar dugaan si nasabah atau ekspektasi sang pelanggan.
keberuntungan memang memihak pada orang yang berupaya tanpa menyerah dengan penuh kesungguhan. Sungguh merupakan prestasi yang membanggakan, dan memberikan pelajaran yang berharga.

Mulailah dengan reliability. Berikan janji yang bisa diandalkan. Sesuaikan positioning, fitur, dan manfaat yang dijanjikan dalam suatu produk atau jasa dengan ketepatan. Jagalah kualitas dari produk dan jasa secara total. Kasih pelayanan yang penuh kasih.
Jadilah pelayan yang cepat tanggap serta penuh empati. Buatlah kemudahan dalam proses pembelian dan penggunaan produk/jasa. Sederhanakan kondisi yang memperumit dan memancing emosi sang buyer. Pahamilah jalan pikiran pembeli dan rasakan emosinya. Kembangkan intuisi, olah rasa di hati. Pelajari cara tersenyum yang baik.
Kenalilah pelanggan lebih dekat, lebih dalam. Jalin pengertian dengan membangun hubungan yang awet dalam jangka panjang. Tunjukkan perhatian, ketertarikan, dan kepedulian secara tulus tanpa kepura-puraan atau dibuat-buat. Yakinkan pembeli dengan meyakini produk/jasa yang kita jual.
Lalu, ciptakan kredibilitas dengan memberikan kepastian, konsistensi, dan gambaran yang jelas dari apa yang bisa diharapkan oleh para pelanggan. Penuhi harapan tersebut secara luar biasa. Berikan lebih.
Jangan Menyerah, kedua kata-kata ini seringkali kita dengar sebagai penyemangat.
Sama seperti ketika seseorang disuruh untuk tidak membayangkan awan putih, namun di otaknya malah tergambar awan putih. Itu sebabnya visualisasi dalam otak tidak bisa menggambarkan ide yang negatif seperti ketiadaan awan melainkan bayangan awan itu sendiri yang diimajinasikan.
Jadi, jangan bilang jangan menyerah. Tapi: Ayo coba lagi!
Selanjutnya, berapa banyak orang yang langsung sukses pada kesempatan pertama? Sangat jarang bukan? Keberhasilan biasa diraih dengan beberapa kali berusaha pantang menyerah. Beberapa rintangan dan kegagalan dapat dievaluasi serta diperbaiki dalam upaya yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai berhasil.
Kita semua bisa saja kurang motivasi dengan adanya kemungkinan penolakan dan kegagalan. Tapi kita harus terus berusaha dan just do it! Coba saja, coba lakukan kembali dengan perbaikan, dan coba terus sampai menghasilkan kinerja yang memuaskan adalah tips motivasi yang lebih unggul supaya kita jangan mudah menyerah. Jadi, kalau kita ingin memotivasi diri supaya tidak mudah menyerah; ucapkanlah “Coba Lagi!”


5 kesalahan
1.       Sales lebih banyak berbicara, berpromosi, daripada mendengarkan sang calon pembeli.
2.       Sales menutup-nutupi sebagian informasi tentang kekurangan produk atau resiko yang mungkin dihadapi oleh pelanggan.
3.       Sales tidak menjalankan proses penjualan dengan beberapa tahapan pendekatan, inginnya langsung penutupan tanpa mengolah berbagai umpan balik di setiap tahapan serta lupa meminta referal saat closing.
4.       Sales kurang motivasi karena tidak mau belajar atau terlalu sombong untuk mencari mentor, menghina pesaing secara tidak etis atau bersikap apatis malah lebih marah-marah terhadap komplain dari pelanggan.
5.       Jadi sales jangan takut sama penolakan serta berusaha maksimal 100% kemampuan berapapun target yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Hanya ada satu cara untuk sukses lalu berbahagia. Yaitu dimulai dari mengandalkan diri sendiri untuk maju menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya tanpa butuh untuk dipuji. Serta bisa berkembang walau direndahkan dengan kritikan atau apapun.


Demikian yang saya ulas sedikit semoga membantu terima kasih
Maju terus dan coba lagi