MARKETING YANG SUKSES
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.Yosua 1:8
Bahasa sehari -hari :
Buku hukum itu harus selalu kaubacakan kepada umat-Ku. Pelajarilah buku itu siang dan malam, supaya selalu kau melaksanakan semua yang tertulis di dalamnya. Kalau kau melakukan semuanya itu, hidupmu akan makmur dan berhasil.Yosua 1:8
Langkah Sales Menjadi Sukses
Masalahnya, bagaimana caranya mempertahankan bahkan meningkatkan
prestasi penjualan dari seorang sales yang
pernah berprestasi menjual tersebut? Untuk meningkatkan prestasi penjualannya,
ia harus meningkatkan level para pembelinya.
Berikut urutan dari tingkatan atau level
pengembangan dari pembeli:
1. Pembeli
2. Konsumen
3. Pelanggan
4. Klien
5. Partner
2. Konsumen
3. Pelanggan
4. Klien
5. Partner
Seorang sales yang
ingin meningkatkan kesuksesannya harus mengembangkan para pembelinya menjadi
konsumen, yaitu pembeli yang sadar akan fitur-fitur dari produk yang dijual. Konsumen adalah pembeli yang peduli pada
produk yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhannya.
Selanjutnya, seorang konsumen perlu dikembangkan agar menjadi
seorang pelanggan. Yaitu, konsumen yang melakukan pembelian berulang serta
memahami keuntungan dalam menjadi pelanggan. Pada tahap ini, penjual juga harus
berperan sebagai customer service yang
memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan.
Selanjutnya, pelanggan tidak hanya dipuaskan
namun juga dipedulikan agar meningkatkan keterikatannya pada sang sales.
Levelnya dikembangkan
menjadi klien yang merupakan pelanggan setia yang juga membeli beberapa produk
lain dari sang penjual. Di tahap ini, seorang tenaga penjual bisa mendapatkan
keuntungan dari cross-selling.
Dan pada akhirnya, klien harus dikembangkan menjadi
partner yaitu sebagai mitra penjual yang turut membantu penjualan lewat
advokasi. Memberikan
referal serta mengajak orang lain untuk membeli produk-produk sang penjual,
bahkan akan membelasales dari serangan kompetitor atau komplain
dari prospek/pembeli lainnya.
Peningkatan level pembeli menjadi partner ini membutuhkan
kemampuan berkomunikasi yang handal dari seorang sales. Seorang sales adalah pemelihara hubungan antara
perusahaan dengan pelanggannya. Menjadi customer-care, yang berfokus pada pelanggan. Maka dari
itu, sales harus menjaga integritasnya. Jangan over-promise namun harus over-deliver.
Masalahnya adalah, kita terlalu sibuk
berencana dan terlalu tertekan oleh emosi. Mungkin
emosi ketakutan akan penolakan dan kegagalan. Mungkin perasaan
kecemasan yang menciptakan
kemalasan dan beragam alasan untuk menunda.
Tapi yang pasti, masalahnya ada pada perasaan yang tidak logis.
Kita perlu mengembalikan pikiran kita yang rasional. Maka dari itu, buatlah
perbandingan secara logis antara untung dan rugi dalam membuat sales call.
Seberapa banyak kerugian akan diketahui secara jelas bukan hanya sekedar
perasaan saja.
Tapi pada orang, sales person,
pelayanannya. Dan bukan hanya sekedar pelayananan, tapi juga kepedulian.
Menjalin hubungan baik yang bertahan dalam waktu yang lama. Memberikan
perhatian dan kepuasan yang lebih dari yang diharapkan, diluar dugaan si
nasabah atau ekspektasi sang pelanggan.
keberuntungan memang memihak pada orang yang
berupaya tanpa menyerah dengan penuh kesungguhan. Sungguh merupakan prestasi
yang membanggakan, dan memberikan pelajaran yang berharga.
Mulailah dengan reliability. Berikan janji yang bisa diandalkan.
Sesuaikan positioning, fitur, dan manfaat yang dijanjikan dalam suatu
produk atau jasa dengan ketepatan. Jagalah kualitas dari produk dan jasa secara
total. Kasih pelayanan yang penuh kasih.
Jadilah pelayan yang cepat tanggap serta penuh empati. Buatlah
kemudahan dalam proses pembelian dan penggunaan produk/jasa. Sederhanakan
kondisi yang memperumit dan memancing emosi sang buyer. Pahamilah jalan pikiran pembeli dan
rasakan emosinya. Kembangkan intuisi, olah rasa di hati. Pelajari cara
tersenyum yang baik.
Kenalilah pelanggan lebih dekat, lebih
dalam. Jalin pengertian dengan membangun hubungan yang awet dalam jangka
panjang. Tunjukkan perhatian,
ketertarikan, dan kepedulian secara tulus tanpa kepura-puraan atau dibuat-buat.
Yakinkan pembeli dengan meyakini produk/jasa yang kita jual.
Lalu, ciptakan kredibilitas dengan memberikan
kepastian, konsistensi, dan gambaran yang jelas dari apa yang bisa diharapkan
oleh para pelanggan. Penuhi harapan tersebut secara luar biasa. Berikan lebih.
Jangan Menyerah, kedua kata-kata ini
seringkali kita dengar sebagai penyemangat.
Sama seperti ketika seseorang disuruh untuk
tidak membayangkan awan putih, namun di otaknya malah tergambar awan putih. Itu
sebabnya visualisasi dalam otak tidak bisa menggambarkan ide yang negatif
seperti ketiadaan awan melainkan bayangan awan itu sendiri yang diimajinasikan.
Jadi, jangan bilang
jangan menyerah. Tapi: Ayo coba lagi!
Selanjutnya, berapa banyak orang yang langsung
sukses pada kesempatan pertama? Sangat jarang bukan? Keberhasilan biasa diraih dengan beberapa kali berusaha
pantang menyerah. Beberapa rintangan dan kegagalan dapat dievaluasi serta
diperbaiki dalam upaya yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai berhasil.
Kita semua bisa saja kurang motivasi dengan adanya kemungkinan
penolakan dan kegagalan. Tapi kita harus terus berusaha dan just do it! Coba saja, coba lakukan kembali
dengan perbaikan, dan coba terus sampai menghasilkan kinerja yang memuaskan
adalah tips motivasi yang lebih unggul supaya kita jangan mudah menyerah. Jadi,
kalau kita ingin memotivasi diri supaya tidak mudah menyerah; ucapkanlah “Coba
Lagi!”
5 kesalahan
1. Sales lebih banyak berbicara, berpromosi, daripada
mendengarkan sang calon pembeli.
2. Sales menutup-nutupi sebagian
informasi tentang kekurangan produk atau resiko yang mungkin dihadapi oleh
pelanggan.
3. Sales tidak menjalankan
proses
penjualan dengan beberapa tahapan pendekatan, inginnya langsung
penutupan tanpa mengolah berbagai umpan balik di setiap tahapan serta lupa
meminta referal saat closing.
4. Sales kurang motivasi karena tidak mau belajar atau terlalu sombong untuk mencari mentor, menghina pesaing secara
tidak etis atau bersikap apatis malah lebih marah-marah terhadap komplain dari
pelanggan.
5. Jadi sales jangan takut
sama penolakan serta berusaha maksimal 100% kemampuan berapapun target yang
telah ditetapkan oleh manajemen.
Hanya ada satu cara untuk sukses lalu berbahagia. Yaitu dimulai dari
mengandalkan diri sendiri untuk maju menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya
tanpa butuh untuk dipuji. Serta bisa berkembang walau direndahkan dengan kritikan atau
apapun.
Demikian yang saya ulas sedikit semoga membantu terima kasih
Maju terus dan coba lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar