Akibat Jika Langsung Tidur
Setelah Makan
· Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa.(Ams 22 : 8)
Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin. ( Ams 22 : 9)
DREAMERSRADIO.COM - Orangtua kita
seringkali menasehati tidak boleh tidur setelah makan. Apa sih sebabnya nasehat
tersebut? Ketika perut kenyang kebanyakan orang akan merasa mengantuk dan tak
jarang langsung tidur. Tak hanya bisa menimbun lemak, langsung tidur
setelah makan bisa mengakibatkan hal buruk pada tubuh. Apa saja?
Langsung tidur setelah makan dapat menyebabkan tubuh bekerja
keras untuk mencerna makanan terakhir yang masuk keperut, dan hal ini bisa
menyebabkan masalah. Mulai dari gangguan pencernaan hingga resiko stroke.
Dilansir dari Livestrong, berikut beberapa bahaya yang
terjadi jika langsung tidur setelah makan:
1. Berat badan naik (Gemuk)
Untuk menurunkan berat badan, kamu harus membakar kalori
lebih banyak dari kalori yang masukke tubuh. Makan larut malam sangat berbahaya
karena bisa membuat tubuh menumpuk lemak lebih banyak. Jika kamu lapar tengah
makan, sebaiknya cobalah mengisi perut dengan makanan sehat seperti salad dan
buah, bukan makanan tinggi kalori seperti kue atau pizza.
2. Rasa panas di dada Berbaring setelah makan mungkin akan membuat merasa baik
pada awalnya. Tapi sementara tubuh beristirahat, sistem pencernaan akan bekerja
keras. Langsung tidur setelah makan bisa memicu sakit maag, yang disebabkan
oleh kelebihan asam lambung sehingga menimbulkan rasa panas yang menyebar naik
dari perut ke dada dan kadang sampai tenggorokan.
3. Refluks asam (Sesak)
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau refluks asam
terjadi karena katup antara perut dan kerongkongan tidak menutup sepanjang
jalan. Hal ini memungkinkan asam lambung untuk kembali ke tenggorokan, yang
menyebabkan sensasi terbakar. Berbaring ke sisi kanan setelah makan dapat
memperburuk kondisi ini.
4. Stroke
Langsung tidur setelah makan juga dapat meningkatkan peluang
untuk mengalami stroke, menurut sebuah penelitian yang dilakukan di University
of Ioannina Medical School di Yunani. Penelitian yang difokuskan pada 500 orang
sehat, menemukan bahwa orang yang menunggu paling lama antara makan dan tidur
berada di risiko terendah mengalami stroke.
Teori pertama menyebutkan hal ini terjadi karena refluks
asam lebih mungkin menyebabkan apnea tidur, yaitu henti napas saat tidur yang
dapat meningkatkan risiko stroke. Teori lain menjelaskan bahwa hal ini terjadi
karena sistem
Teori
pertama menyebutkan hal ini terjadi karena refluks asam lebih mungkin
menyebabkan apnea tidur, yaitu henti napas saat tidur yang dapat meningkatkan
risiko stroke.
pencernaan bekerja keras sehingga dampaknya meningkatkan tekanan darah,
kadar gula darah dan mungkin juga mempengaruhi
kolesterol yang meningkatkan peluang stroke. Namun penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini. (way)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar